Hari ini bahasan sedikit serius, memang mencoba untuk sedikit menggugah perasaan kita bagaimana seharusnya kita bersosialisasi.
Musyawarah mufakat, sebenernya masih jaman ngga sih? hari gini ngomongin musyawarah, dalam lingkungan apa? lingkungan RT? masih jaman gw rasa... lingkungan rumah? mgkn beberapa keluarga msh menerapkan hal spt ini. lingkungan kantor? ntar dulu.. ------> apa kabar dengan executive desicion? Apalagi lingkungan pejabat tinggi? ------> apa kabar dengan hak prerogatif?
Trus, sebenernya siapa sih yg dirugikan?
Contoh kasus yg gw alamin nich, kl yg ngerasa maaf2 aja ya? (i never stab in the back though..)
Gw lagi mempermasalahkan kepentingan mayoritas dibanding kepentingan minoritas, lets just say, ada RULE yg mmg memaparkan kepentingan2 diatas. Tapi apakah harus dikalahkan oleh 'EXECUTIVE DESICION' ato 'TAG' yg mmg kita hrs mengerti 100% dan bs mengalahkan segalanya?
Lets just say kl 'TAG' ini adlh suatu keadaan yg sangat general, semua org hrs memahaminya, like it or not. Tapi bagaimana kl 'TAG' ini disalahgunakan hny sebagai objek untuk mendahulukan kepentingan pribadi? Apa kabar dengan musyawarah mufakat? win-win solution? Bagaimana kl ternyata imbas 'TAG' ini malah membuat org lain memendam perasaan kecewa atau marah? Do you feel comfortable? pasti ngga donk ----> kecuali emang elo bebel ya?
How about an apology? Sebenernya dalam proses pendewasaan ini gw merasa 'suatu permintaan maaf' itu PERLU dikala ada seseorang yg kita kecewakan dan itu sangat UMUM dalam lingkungan sosial kita...
Perlukah kita bersosilisasi?
PASTI!!! Do you really wanna end up alone? and nobody cares for u? Maka dari itu 'MARI KITA BANGUN HIDUP BERSOSIALISASI YG SEHAT!!!'
suck all the people who had LACK OF MANNER!!!!!
(this blog was made with a clear mind and no brain destructive caused)
|