home: what would I b?

Aku memandangi computer tiada henti, ingin rasanya menumpahkan sesuatu disana. Hari ini kebetulan aku ngga masuk kerja, tadi pagi kepala rasanya mo pecah, migren berat, ngga bisa bangun dari tempat tidur. Mungkin gara2 kemarin aku hanya makan apel seharian [rencananya sih mo detox], tadi malam aku langsung tidur supaya tidak tergoda untuk makan.
Alhasil, semangkuk bubur ayam dan obat tersedia diatas tempat tidur tadi pagi. Yahhh… pending lagi dech detoxnya!

Kenapa ya? Semakin lama semakin susah untuk diet ataupun detox? Apa karena factor usia juga? Padahal dulu aku termasuk orang yang paling gampang diet, mau ngga makan 5 hari berturut turut, hayuuu…
Mau ikut puasa senin kamis hayuuu…
Sekarang? Rasanya berat banget, baru puasa 1 hari Cuma makan apel ajah langsung migren berat.

[sigh]

Sebenarnya ada yg aku pikirkan semenjak kemarin disaat aku mendengarkan siaran radio di kantor.
Seseorang pakar berkata “semua orang harus bisa memprediksi dirinya di lima tahun mendatang”
Saat aku mendengarnya aku langsung berkata “gezz, how would I know?”

5 tahun? Hmm… I’ll be 34 by then. Kalau hanya berandai2, tentu saja aku ingin diumurku itu aku bekerja di perusahaan minyak terkemuka, menikah dan sudah mempunyai 2 anak. Tapi kembali lagi, tidak semua harapan bisa terpenuhi bukan? I’ll never know…

Kalau ditelaah maksud si pakar itu mungkin adalah semua orang harus punya tujuan dalam hidup dan selama 5 tahun itu kita harus berusaha agar tujuan itu terpenuhi.
Yeah, yeah… like I know…

Aku merasa dari semula aku sudah merencanakan hidupku dengan matang.
I said “I’ll graduate from college when I’m 23”
BINGO! one down…
Then…
“I’ll be working in a foreign company after I graduate”
BINGO! two down…
“I’ll be married when I’m 25”
Almost BINGO! no one is going down! It’s just something happened. I just get over it and I said “OK, I’ll be married before 30”
Hahaha… talk to the hand pal, look at you, your 29 and all you think about is a book called “lies at the altar”.

Sigh.

Well well,
Semua orang tidak dilahirkan sama bukan?
I wish I can say, aku pasti menikah disaat usiaku 25 tahun dan aku pasti langsung mempunyai anak.
But NO.
It was just not happening as the way we thought.

Seorang teman pernah mengatakan sesuatu kepadaku.
“Erika, I’ve planned my life well, I planned to merry before 30 and have kids after”
And BINGO! She made it. salute!

Dan aku hanya berfikir, jalan kita berbeda and coincidently I’m still walking around in the circle of hell.
[kayanya kalau semua ini berakhir, aku pasti selametan dech!] hehe.

Well,
My bottom line is

Que sera sera,

What ever will be will be…
The future is not ours to see…
Que sera sera…