It’s got to b me. Bukan bermaksud bangga, tapi The ariens memang memiliki kecenderungan mempunyai sifat ini sejak ia lahir ke dunia. Sejalan dengan waktu, akan banyak perubahan2 yg sedikit signifikan yg terjadi pada setiap individu. Saat ini aku sudah mulai bisa menerima perbedaan orang, bahwa setiap individu mempunyai ciri tersendiri walau aku kadang masih sedikit mencibir.
Kadar penerimaan setiap individu pun berbeda, but for me, it’s all about take and give atau bisa dibilang win win solution walau kadarnya tidak harus 50-50. Tapi bagaimana kalau kita harus menghadapi individu yg dalam bahasa sunda itu “keukeuh marekeuh” atau bisa dibilang super keras kepala! Setiap permintaannya harus dipenuhi, kalau tidak dipenuhi, dia akan bertindak seperti layaknya anak kecil. Kalau itu terjadi pada anak usia belasan, buatku masih wajar. Tapi bagaimana kalau itu terjadi pada individu usia 30 – 60 tahun??? Buatku? SILLY!!!!! Ngapain aja selama hidup 30 – 60 tahun itu? Apa selama hidupnya ia tidak belajar tentang individu yg lain di lingkungannya? [sigh.]
Sebagai contoh saja, Dulu aku pernah menjalin hubungan dengan seorang laki2. Buatku dia sangat super duper keras kepala. Apapun yg diingininya harus dikabulkan, ajaibnya orang tuanya juga mendukung [fyi: dia anak tunggal]. Suatu ketika, aku bertengkar hebat karena EX ku itu menginginkan aku untuk meninggalkan suatu hobby yg sangat kusuka. Spontan aku menolak keinginannya, pertengkaran hebat pun tak terelakan. Berhari2 kita bergulat dengan kata2, ego dan emosi; akhirnya orang tuanya pun turun tangan. Bukan untuk meredakan pertengkaran diantara kita, tapi meminta aku untuk mengalah. WHATTTT???? Not even have a win win solution? [sigh.] Enough is enough…
Kembali lagi ke topic yg tadi. Kadang aku masih terheran2 dengan individu yg seperti itu. Mbok ya punya sedikit “tepo Seliro”. Di dunia ini khan bukan kita saja yg hidup, ada jutaan karakter, learning by doing bisa diterapkan khan dalam kehidupan social setiap individu?
[sigh.]
Pointnya: BELAJARLAH MEMAHAMI !!! Saat belajar menerima terhadap sesuatu itu dilakukan dalam diri, pembelajaran hidup pun akan dimulai.
singsabar.singsabar.singeling.singeling.singsabar.singsabar.singeling.singeling.singsabar.singsabar.singeling.singeling. |