hidup di jaman modern serba instant ini memacu kita untuk bertindak cepat dan praktis. Ngga jarang dari kita memilih ‘short cut’ untuk mencapai apapun yg kita targetkan.
Individualis, mungkin sifat ini banyak kita temui di kota2 besar seperti Jakarta. Sebagai ibu kota Negara yg penuh dengan pertempuran politik, persaingan bisnis dan pertempuran darah demi memperjuangkan ego atau profit yg semata2 untuk kalangan pribadi, hal2 tersebut mungkin sudah menjadi makanan sehari2 para warganya.
Tragis ya, tapi begitulah bila kita menjalaninya di kota2 besar seperti Jakarta ini. Hidup itu keras, jadi inget judul film oldies bgt, ‘kejamnya ibu tiri tak sekejam ibu kota’. Hehe.
Sebenernya, apa sih dampak sifat individualisme ini terhadap kehidupan kita? Terutama wanita loh? [maklum, topic hangat skrg ini seputar wanita]
Akhir2 ini aku dan teman2 kantor sering meluangkan waktu untuk bercengkrama selama makan siang. Intisari dari pembicaraan bersama teman2 sekantor yg umumnya wanita ini adalah masih seputar EMANSIPASI wanita. Banyak pernyataan yg dikeluarkan oleh teman2ku, sebut saja: “kalau laki2 senangnya poligami, kenapa kita ngga poliandri aja?” “kalau laki2 bisa selingkuh, kenapa kita tidak?” “ih, mending jadi single parent dech!”
Sekelumit pernyataan diatas bisa kita simpulkan bahwa wanita memang mengalami perubahan seiring kemajuan jaman. Wanita sekarang dituntut untuk mandiri dan independent. Tidak jarang wanita merasa tidak membutuhkan laki2 disampingnya, karena mereka bisa meng-handle seorang diri tanpa bantuan orang lain. Dampaknya? Mereka menjadi manusia yang sangat SUPER.
individualisme. Sebenarnya sifat ini merupakan dampak kemajuan jaman modern atau memang krisis personal di kalangan manusia?
Jawabannya? Mungkin para ahli bisa menjawabnya. certainly not me babe! Sebagai manusia awam, mungkin aku hanya bisa berkata, sifat individualime itu bisa dipacu oleh lingkungan, gaya hidup manusia itu sendiri ataupun sifat dasar. Bagaimanapun hal ini ada pro dan kontra atau plus dan minusnya. Yang paling penting, bagaimana sifat ini tidak menimbulkan kerugian kepada pihak2 tertentu dan tentu saja tidak melanggar norma2 yg telah berlaku. Jangan lupa kita hidup di dunia sebelah timur, dimana norma agama dan norma budaya [yg sdkt sdh luntur ini] msh bisa ditegakkan sesuai dgn tempatnya.
Well, ngga ada salahnya koq jadi seseorang yg individualis. Just run your life the way you wanted to be. Enjoy life!
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Ditulis saat dilemma individualis merasuk kedalam diri. Ngga ngerti dech, sebenernya krn mmg terbiasa sendiri atau memang aku belom siap untuk ‘share’ perasaan kepada orang terdekat? atau memang aku terlalu mencintai diri sendiri? Hidup mmg terlalu indah untuk disia2kan, thanks to the DEVIL in my pocket, you make this world so colorful. Thanks juga buat missPSIKOLOGwannaBE, thanks to you, i finally found the answer. padahal udah seminggu ini pusing kepala buat nyari jawabannya. haha.
Labels: what's on my mind |